Minggu, 14 Juli 2013

perkembangan kognitif anak sd


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
            Aspek kognitif anak SD merupakan salah satu aspek psikologis yang sangat perlu dipahami dan dihayati oleh seorang pendidik. Pemahaman dan penghayatan ini dipandang penting sebab hakikatnya pembelajaran yang diselenggarakan pendidik harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Bahkan dalam pandangan Piaget (1969) pembelajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan kognitif anak memiliki konsekuensi negatif bagi perkembangan aspek psikologis lainnya. Misalnya, pembelajaran yang materinya jauh diatas jangkauan kemampuan kognitif anak dapat menimbulkan lemahnya motivasi belajar dan sangat mungkin merusak struktur kognitif mereka.
Perkembangan kognitif berfokus pada keterampilan berpikir, termasuk belajar, pemecahan masalah, rasional, dan mengingat. Perkembangan keterampilan kognitif berhubungan secara langsung dengan perkembangan keterampilan lainnya, termasuk komunikasi, motorik, sosial, emosi, dan keterampilan adaptif.
1.2     Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep perkembangan kognitif pada anak Sekolah Dasar ?
2. Bagaimana karakteristik perkembagan kognitif pada anak Sekolah Dasar ?
3. Bagaimana implikasi praktis dalam menstimulasi kognitif pada anak ?
1.3     Tujuan










BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Perkembangan Kognitif
            Perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak – kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.
2.2     Dinamika Perkembangan Kognitif Anak SD
            Menurut Piaget, dinamika perkembangan kognitif individu mengikuti dua proses, yaitu proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada dalam pikirannya. Struktur kognitif yang dimaksud adalah segala pengalaman individu yang membentuk pola-pola kognitif tertentu. Jadi struktur kognitif seungguhnya merupakan kumpulan dari pengalaman dalam kognisi individu.
Sedangkan menurut Piaget, proses asimilasi dan akomodasi terus berlangsung pada diri seseorang. Dalam perkembangan kognitif, diperlukan keseimbangan antara kedua proses ini. Keseimbangan itu disebut ekuilibrium yakni pengaturan diri secara mekanis yang perlu untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
Pentingnya asimilasi dan akomodasi pada diri individu adalah agar individu mampu beradaptasi dengan lingkungan dimana ia berada. Dalam beradaptasi dengan lingkungan, ada kalanya individu cukup mengitegrasikan realitas luar dengan struktur kognitifnya yang sudah ada, tetapi ada kalanya ia mesti mengubah struktur kognitif yang sudah ada atau bahkan membuat struktur kognitif baru.
2.3     Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak SD
            Jean Piageat, ilmuan prancis ini melakukan penelitian tentang perkembangan kognitif individu sejak tahun 1920 sampai dengan 1964. Berdasarkan hasil penelitiannya, piageat membagi proses perkembangan fungsi-fungsi dan prilaku kognitif ke dalam empat tahapan utama yang secara kualitatif setiap tahapan menunjukan karakteristik yang berbeda-beda. Tahapan perkembangan kognitif itu adalah periode sensori motorik, periode pra operasional, periode operasional konkret, dan periode rasional formal.

1. Karakteristik kognitif periode pra operasional anak sd
            Sebagian anak sd mungkin masih berada pada tahap pra operasional dengan proses berfikir intuitif (4;0-7;0) sebab masih banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sd pada usia 5, 6 atau 7 tahun. Bahkan mungkin saja masih ada anak sd dengan pemikiran transduktif seperti pada masa pra konseptual. Misalnya, suatu saat anak melihat tamu yang datang kerumahnya dan ia memberi oleh-oleh kepada anak tersebut. Bagi anak yang masih berfikir transduktif, ia akan menyimpulkan bahwa tamu adalah orang yang suka membawa oleh-oleh. Meski pada umumnya berfikir transduktif seperti itu sudah hampir tidak terjadi pada setiap anak sd, berfikir intuiktif adalah hal yang sangat mungkin terjadi terutama pada kelas-kelas awal. Pada anak sd, hal ini ditandai oleh dominasi pengamatan yang bersifat egosentris, yakni berfikir yang belum memahami cara orang lain memandang objek yang sama, sehingga seperti searah (selancar). Perilaku yang tampak antara lain :
a. self-centered dalam memandang dunianya
b. dapat mengklasifikasi objek-objek atas dasar satu ciri yang sama, mungkin pula memiliki perbedaan dalam hal yang lainnya.
c. dapat melakukan koleksi benda-benda berdasarkan satu ciri atau kriteria tertentu
d. dapat menyusun benda-benda, tetapi belum dapat menarik inferensi dari dua benda yang tidak bersentuhan meskipun terdapat dalam susunan yang sama.
2 karakteristik kognitif periode operasional konkret pada anak SD
            Umumnya anak usia sd berada pada periode operasional konkret. Periode ini dicirikan pemikiran yang refelsibel, mulai mengkonserpasi pemikiran tertentu, adaptasi gambaran yang menyeluruh, melihat suatu objek dari berbagai suatu pandang, mampu melakukan seriasi, dan berfikir kausalitas.
a. Operasi berfikir revesibel anak usia SD
pada anak usia sd sudah mulai berkembang kemampuan berfikir logis, yakni berfikir yang menggunakan operasi-operasi logis tertentu. Operasi yang mereka gunakan bersifat refeslibel artinya dapat dipahami dalam dua arah. Cara berfikir ini sangat tampak dalam logika matematika sepertipada penjumlahan, pengurangan, dan persamaan. Misalnya, bila A+B=C maka A=C-B atau B=C-A. Anak usia sd (7-12 tahun) sudah mampu memahami logika matematika seperti ini dan logika ini selalu menganut unsur kekekalan (konservasi). Oleh sebab itu, menurut piaget ciri utama periode oprasional konkret adalah transportasi revesibel dan sistem kekekalan.
Dengan berfikir revesibel, anak mampu berfikir logis yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah yang di hadapinya. Tetapi pemikiran logis itu masih terlihat apa-apa yang kelihatannya nyata. Artinya, dalam mengoprasikan logika berfikirnya masih perlu dibantu oleh benda benda nyata atau dibawa keprilaku nyata. Misalnya, jika guru sd kelas I ingin mengajarkan penjumlahan 2+4=6, maka guru sebaiknya menunjukan suatu benda (seperti potongan lidi) dua dan empat buah lalu digabungkan dan dihitung satu persatu. Yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran penjumlahan seperti ini adalah jangan sampai menjumlahkan dua hal yang berbeda. Misalnya, 2+4=6 tetpi guru memperlihatkan dua potong sapu lidi dan empat pensil. Meski pembelajaran penjumlahan ini menggunakan benda konkret, pembelajaran ini keliru sebab potongn lidi dan pensil merupakan dua hal berbeda. Kedua benda tersebut tidak dapat di jumlahkan.
b. Sistem kekekalan (konservasi) pemikiran pada anak usia SD
Hasil penelitian piaget menunjukan bahwa ada 6 perkembangan kekekalan pada anak periode operasional konkret. Pertama, kekekalan bilangan yang muncul pada usia 5-6 tahun. Kedua, kekekalan subtensi yang muncul pada usia sekitar 7-8 tahun. Ketiga, kekekalan panjang yang berkembang sekitar usia 7-8 tahun. Keempat, kekekalan luas yang umumnya berkembang bersamaan dengan berkembangnya kekekalan panjang. Kelima, kekekalan berat yang umumnya berkembang pada usia 9-10 tahun. Keenam, kekekalan volume yang umumnya berkembang pada usia 11/12 tahun.
3 Ciri-ciri perkembangan kognitif lainnya pada anak usia SD
Ciri perkembangan kognitif lainnya pada anak usia sd adalah kemampuan :
a. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh
b. Memandang sesuatu dari berbagai macam segi
c. Seriasi
d. Klasifikasi
e. Kausalitas
4. Karakteristik kognitif periode operasional formal pada anak usia SD
a. Mampu menoprasikan kaidah logika matematika berupa tambah, kurang, kali, bagi, serta kombinasi dari keempat logika matematika tersebut.
b. Memprediksi sesuatu berdasarkan fakta dan data yang ada.
c. Mengkritisi sesuatu meskipun dalam bentuk sederhana.
d. berfikir analitik dan sintetik
D. Implikasi praktis dalam melakukan stimuasi perkembangan kognitif pada anak SD
Implikasi dari teori piaget adalah bahwa dalam proses pembelajaran pendidik harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Materi dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif itu dan harus merangsang kemampuan berfikir mereka. Tahap kemampuan berfikir sensorik mengimplikasikan bahwa bagi proses belajar harus mencapai kerangka dasar kemampuan bahasa, hubungan tentang objek, kontrol skema, kerangka berfikir, pembentukan pengertian dan pengenalan hubungan sebab akibat.
Berikut ini merupakan beberapa implikasi praktis teori perkembangan kognitif untuk pembelajaran :
1. Pembelajaran tidak harus berpusat pada guru atau tenaga kependidikan, tetapi berpusat pada peserta didik.
2. Materi yang dipelajari harus menantang dan menarik minat belajar peserta didik.
3. Pendidik harus terlibat bersama-sama peserta didik dalam proses pembelajaran.
4. Sekuensi (urutan) bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama. Anak akan sulit memahami bahan pembelajaran jika sekuensi bahan pembelajaran itu loncat-loncat.
5. Pendidik harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik dalam melakukan stimulasi pembelajaran.
6. pada SD kelas awal pembelajaran seyogyanya dibantu benda konkret.















BAB III
PENUTUP
3.1     KESIMPULAN
            Jadi intinya perkembangan kognitif anak sekolah dasar harus disesuaikan dengan kemampuan belajar dan menerima pembelajaran dari setiap pendidik. Pendidik pun harus dapat menyesuaikan sampai dimana kemampuan otak para peserta didik dapat menerima pembelajaran, jadi jangan sampai materi yang jauh di atas kemampuan mereka membuat motivasi belajar dan merusak struktur kognitif mereka.




















Soal
Soal Pilihan Ganda !
1.      Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan.  Mereka  telah mampu mengontrol ……….
A.    Emosi dan Mentalnya
B.     Tubuh dan Keseimbangannya
C.     Keseimbangan dan Sikapnya
D.    Mental dan Keseimbangannya

2.      Pada anak usia sd, anak mulai menunjukan prilaku belajar seperti ……….
A.    Mulai berfikir secara operasional
B.     Mulai berfikir kritis
C.     Tidak memandang dunia secara objektif
D.    Mulai berfikir professional

3.      Tahapan perkembangan berfikir anak usia sd cenderung memiliki tiga ciri yaitu ……….
A.    Aktif, inovatif dan kritis
B.     Kritis, konkrit dan aktif
C.     Integratif, konkrit dan inovatif
D.    Konkrit, integratif dan hierarkis

4.      Pembelajaran pada hakekatnya yaitu ……….
A.    Suatu proses interaksi antara anak dengan orang tua
B.     Suatu proses interaksi antara anak dengan masyarakat
C.     Suatu proses interaksi antara anak dengan pendidik
D.    Suatu proses interaksi antara anak dengan lingkungan

5.      Pada umumnya tahap operasional konkret terhadap anak pada usia ……….
A.    4 sampai 7 tahun
B.     5 sampai 8 tahun
C.     6 sampai 11 tahun
D.    7 sampai 12 tahun

6.      Tahap perkembangan kognitif pada anak awalnya dimulai dengan tahap ……….
A.    Tahap sensorimotorik
B.     Tahap  operasional konkret
C.     Tahap pra-operasional
D.    Tahap formal


7.      Perkembangan motorik adalah ……….
A.    Proses terjadinya pembelajaran pada anak
B.     Proses pembelajaran anak dengan anak
C.     Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak
D.    Proses tumbuh dan pemikiran seorang anak

8.      Factor yang mempengaruhi motorik anak adalah ……….
A.    Kebiasaan hidup, lingkungan dan olahraga
B.     Lingkungan, pemikiran dan rasa percaya diri
C.     Kebiasaan hidup, nutrisi dan pemikiran
D.    Pola hidup, tingkah laku dan nutrisi

9.      Pada teori perkembangan kognitif Piaget terjadi dua proses adaptasi yaitu proses ……….
A.    Asimilasi dan Konsolidasi
B.     Asimilasi dan Akomodasi
C.     Akomodasi dan konsolidasi
D.    Adaptasi dan Konsolidasi

10.  Dalam masa ini, anak telah mengembangkan tiga proses operasi yang disebut ……….
A.    Nagasi, Konsolidasi dan Akumulasi
B.     Nagasi, Hubungan Timbal-balik dan Konkrit
C.     Nagasi, Konsolidasi dan Timbal-balik
D.    Nagasi, Hubungan Timbal-balik dan Identitas











Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar